Proses pembuatan ikan asin
Beraneka
jenis ikan yang biasa diasinkan, baik ikan darat maupun ikan laut.
Ikan-ikan ini dikumpulkan dalam suatu wadah dan lalu ditaburi atau
direndam dalam larutan garam pekat. Ikan-ikan yang besar biasanya dibelah atau dipotong-potong lebih dulu agar garam mudah meresap ke dalam daging.
Karena perbedaan kepekatan dan tekanan osmosis, kristal-kristal garam
akan menarik cairan sel dalam daging ikan keluar dari tubuhnya.
Sementara itu partikel garam meresap masuk ke dalam daging ikan. Proses
ini berlangsung hingga tercapai keseimbangan konsentrasi garam di luar
dan di dalam daging.
Konsentrasi garam yang tinggi dan menyusutnya cairan sel akan
menghentikan proses autolisis dan menghambat pertumbuhan bakteri dalam
daging ikan.
Setelah itu, ikan-ikan ini dijemur, direbus atau difermentasi untuk meningkatkan keawetannya
Manfaat Rasa Asin Bagi Kesehatan
LAUT
merupakan salah satu karunia Tuhan yang tak terkira dan menakjubkan.
Banyak sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan di dalamnya, seperti
ikan, rumput laut, bahan tambang serta senyawa kimia dan obat yang dapat
diekplorasi dari laut, dan salah satunya adalah garam.
Garam merupakan senyawa kimia yang sejak lama mewarnai kehidupan manusia. Tanpa garam, makanan akan terasa hambar. Tanpa
garam
tak pernah ada yang namanya ikan asin. Bahkan sekarang dipercaya
metabolisme dalam tubuh manusia dipengaruhi keseimbangan kadar garam
dalam tubuh. Ringkasnya garam merupakan kebutuhan esensial dalam
kehidupan manusia dari masa ke masa.
Garam adalah istilah umum bagi senyawa kimia bernama Natrium Klorida
(NaCl). Penggunaannya diperkirakan telah berlangsung sejak 4.700 tahun
yang lalu. Sekarang, senyawa kimia ini diproduksi secara besar-besaran
dari penguapan air laut, walaupun di beberapa negara lain seperti
Australia dan USA garam yang diproduksi lebih banyak bersumber dari
penambangan garam.
Total produksi garam di dunia pada tahun 2000 lebih dari 180 juta
ton/tahun. Tercatat tiga besar negara produsen garam terbesar dengan
kapasitas produksinya berturut-turut adalah AS (42 juta ton), Cina (31
juta ton) dan Kanada (16 juta ton). Sementara Indonesia dengan luas
lahan pergaraman sekira 25.000 - 30.000 hektar yang dikelola petani
garam dan PT Garam dalam cuaca normal mampu memproduksi garam grade
konsumsi sekira 1,8 - 2,0 juta ton/tahun. Pada saat terjadinya curah
hujan yang sangat tinggi pada tahun 2000, hanya mampu memproduksi
300.000 ton, sehingga sebagian besar harus dipenuhi dari produk impor.
Sedangkan kebutuhan garam industri sekira 1,3 - 1,5 juta ton, di mana
hampir seluruh kebutuhan masih dipenuhi produk impor.